mouse

Kamis, 28 November 2013

Laporan Praktikum. "Pengenalan Pupuk". Sakti



Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah

PERCOBAAN PUPUK

Nama               :  Sakti
Nim                 :  G11112340
Kelompok        :  VI (enam)

LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012







BAB 1
PENDAHULUAN
                Di Indonesia masih banyak hutan lebat yang tumbuh dengan subur tanpa dipupuk, tetapi mengapa tanaman kita harus dipupuk, dalam alam yang bebas dari pengaruh manusia perkembangan tanaman seimbang dengan pelapukan batu-batuan dan pelapukan sisa-sisa organisme, tetapi dengan usaha pertanian yang dilakukan manusia ini maka proses penghayutan dan pencucian zat unsur hara yang hilang dari tanah pertanian bersama bagian-bagian tanaman yang dipanen juga tidak sedikit.
Tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman semestinya dapat segera diperbaruhi sehingga kandungan unsur hara di dalam tanah tetap seimbang. Hutan adalah contoh ekosistem yang seimbang. Pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menrupakan hara bagi tanah. Proses inilah yang menyebabkan tanah yang da di hutan tetap subur.
                Umumnya pelaku pertanian khususnya petani telah meyakini sepenuhnyabahwapupuk yang diberikan kepada tanaman akan mampu meningkatkan produksitanaman yang diusahakan. Kepercayaan terhadap penggunaan pupuk anorganik yang cepat breaksi, mudah aplikasinya, dan sangat murah menyebabkan pupuk organik di mata pelaku pertanian.
            Takaran pupuk yang digunakan unstuck memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Salah satu cara untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah tersebut adalah dengan melaksanakan pemupukan.
            Beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan.
            Dengan tingginya hasil tanaman yang dipanen, berarti jumlah unsur hara yang diambil oleh tanaman dari dalam tanah akan banyak pula karena pengambilan unsur hara dari dalam tanah berlangsung secara paralel terhadap pembentukan bahan kering atau produksi tanaman. Sehingga untuk tahun-tahun pertanaman berikutnya unsur hara yang berada didalam tanah lambat laun akan terus berkurang.










BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pupuk
            pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah, sedang pemupukan adalah penambahan bahan tersebut ke tanah agar tanah menjadi lebih subur. Oleh karena itu, pemupukan pada umumnya diartikan sebagai penambahan zat hara tanaman kedalam tanah. Dalam arti luas pemupukan sebenarnya juga termasuk penambahan bahan-bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah misalnya pemberian pasir pada tanah liat, penambahan tanah mineral pada tanah organik, pengapuran dan sebagainya yang disebut ameliorasi. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilaksanakan percobaan pupuk untuk melihat pengaruh yang baik pada tanah dan tanaman.           
            Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian. Anjuran pemupukan terus ditingkatkan melalui program pemupukan berimbang, namun sejak sekitar tahun 1986 terjadi gejala pelandaian produktivitas (levelling off), suatu petunjuk terjadi penurunan efisiensi pemupukan karena berbagai faktor tanah dan lingkungan yang harus dicermati.
2.2 Pupuk Berdasarkan Bahan Baku
Pupuk digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa mahluk hidup yang diolah melalai proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi. Kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi.
Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang dibuat dengan teknologi tinggi sehingga dihasilkan pupuk yang bersifat organik tetapi dengan bentuk fifik dan cara kerja seperti pupuk kimia. Pupuk ini mampu memperbaiki sifat fisik.pupuk ini juga tidak mencemari lingkungan. Karena itu konsep “Organic Farming” yang mengenjurkan pemupukan hanya dengan pupuk organik dan tidak menggunakan pupuk anorganik yang dapat mencemari lingkungan mulai banyak dikembangkan.
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi. Contohnya pupuk anorganik adalah Urea, TSP, dan Gandasil. Jenis pupuk buatan sangat banyak. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea yang hanya mengandung  unsure nitrogen. Pupuk majemuk adalah pupuk ini lebih praktis, karena hanya dengan satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis, karena hanya dengan satu penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Contohnya pupuk majemuk antara lain diamonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen, Phosphor, dan kalium.
2.3 Kandungan unsur hara pada pupuk dan manfaatnya bagi tanaman
Nitrogen tidak tersedia dalam bentuk mineral alami seperti unsur hara lainnya. Sumber nitrogen yang terbesar berupa udara yang sampai ke tanah melalui air hujan atau udara yang diikat oleh bakteri pengikat nitrogen. Nitrogen dapat kembali ke tanah melalui pelapukan sisa mahluk hidup (bahan organik). Nitrogen yang berasal dari bahan organik ini dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui tiga tahap reaksi yang melibatkan aktivitas mikroorganisme tanah. Tahap reaksi tersebut adalah penguraian protein yang terdapat pada bahan organic menjadi asam amino. Perubahan asam amino menjadi senyawa-senyawa ammonia dan ammonium. Dan perubahan senyawa ammonia menjadi nitrat yang disebabkan oleh bakteri.
Pupuk Urea (CO(NH2)2) mengandung 46 % nitrogen (N), karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudak menguap dalam bentuk ammonia. Jika di dalam tanah, nitrogen urea berubah menjadi ammonium akan terikat langsung oleh koloid tanah. Bahan organik, sebagian besar phosphor yang mudah larut oleh mikroorganisme tanah untuk pertumbuhannya. Phosphor ini akhirnya berubah menjadi humus. Karena itu menyediakan cukup phosphor, kondisi tanah yang menguntungkan bagi perkembangan mikroorganisme tanah sangat perlu untuk dipertahankan.
Unsur hara lain, tercukupi jumlah unsur hara lain dapat meningkatkan penyerapan phosphor. Amonium yang berasal dari nitrogen dapat meningkatkan phosphor. Kekurangan unsur hara mikro dapat mengahmbat respon tanaman terhadap pemupukan phosphor.
Pupuk SP36    mengandung 36 phosphor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari phosphate alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.
Pupuk (KCl) mengandung 45 % K2O dan khor, bereaksi agak asam, dan bersifat higrokopis. Khor berpengaruh negative pada tanaman yang tidak membutuhkannya misalnya kentang, wortel, dan tembakau.
Pupuk NPK berdasarkan kandungan unsur hara dan harga jualnya perhitungan harga setiap unsur hara di dalam pupuk N,P,K 16:16:16 sebagai berikut :Dalam 1 kg pupuk NPK 16:16:16 terkandung 160 gram N, 160 gram P2O5 dan 160 gram K­2O, . Pupuk N,P,K ini memiliki unsure yang hanya mengandalkan cadangan yang ada di dalam tanah. Akibatnya, akhir-akhir ini gejala kekurangan unsur-unsur lain mulai dirasakan.
Pupuk bokasi adalah sisa-sisa tanaman atau serasa/sisa-sisa tanaman di mana pada penggomposannya dibantu oleh avtifator. Pupuk bokasi ini memiliki kandungan unsur hara didalam bahan organik, sebagiannya dapat langsung digunakan oleh tanaman, sebagian lagi tersimpan untuk jangka waktu yang lebih lama. Bahan organik harus mengalami dekomposisi (pelapukan) terlebih dahulu sebelum tersedia bagi tanman.
2.4 Tingkat Kelarutan
2.4.1 Pupuk Urea
            Tingkat kelarutan Pupuk Urea  sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudak menguap dalam bentuk ammonia. Hal ini sesuai dengan pendapat (Novisan ,2003), bahwa Nitrogen yang ada dalam tanah dapat hilang karena terjadinya penguapan, pencucian oleh air, atau terbawa bersama tanaman, tanah yang basa atau sangat padat bias menyebabkan kondisi anaerob (tidak terdapat cukup oksigen di dalam tanah).
2.4.2 Pupuk SP36
            Tingkat kelarutan Pupuk SP36 agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat karena reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar. Hal ini sesuai dengan pendapat (Novisa, 2003) bahwa ketersedian phosphor di dalam tanah ditentukan oleh banyak factor tetapi yang paling penting adalah pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah (asam), phosphor akan bereaksi dengan ion besi dan aluminium. Reaksi ini membentuk besi fosfat atau aluminium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman.
2.4.3 Pupuk NPK
            Tingkat kelarutan Pupuk NPK ini mudah larut dalam air karena N dalam bentuk ammonium dan nitrat yang tidak dilapisi bahan penolakan air.ini disebabkan rena peningkatan kebutuhan tanaman pada seluruh unsur hara esensial. Tidak hanya unsure makro primer, tetapi juga unsure makro sekunder dan unsure mikro.
2.4.4 Pupuk KCl
            Tingkat kelarutan pupuk KCl ini sulit larut dalam air karena bereaksi agak asam, dan bersifat higrokopis.
2.4.5 Pupuk Bokasi
            Tingkat kelarutan bokasi tidak mudah larut dalam air meskipun pupuk bokasi ini termasuk memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, hal ini disebabkan karena salah satu sifat-sifat bokasi yang membuat tingkat kelarutannya rendah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan bab sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.           Tingkat kelarutan Pupuk Urea  sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudah menguap dalam bentuk ammonia.
2.         Tingkat kelarutan Pupuk SP36 agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat karena reaksi kimianya tergolong netral.
3.         Tingkat kelarutan Pupuk NPK ini mudah larut dalam air karena N dalam bentuk ammonium dan nitrat yang tidak dilapisi bahan penolakan air
4.         Tingkat kelarutan pupuk KCl ini sulit larut dalam air karena bereaksi agak asam, dan bersifat higrokopis
5.          Tingkat kelarutan bokasi tidak mudah larut dalam air meskipun pupuk bokasi ini termasuk memiliki kandungan bahan organik yang tinggi.
3.2. Saran
                  Pemupukan sangat penting dilakukan karena banyaknya unsur hara yang hilang dari dalam tanah serta baik dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan subur.

DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo Jakarta.
Jumin Hasan Basri, 1994. Dasar-Dasar Agronomi. Akademika Pressindo Jakarta.
Novizan, 2003. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia. Jakarta.
Nurhayati Hakim, M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis Hadi Nugroho, M. Rusli Jaul, M. Amin Diha, Go Ban Hong H. H Baylaey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lembaga Penelitian Universitas Lampung, Lampung