Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
PERCOBAAN PUPUK
Nama :
Sakti
Nim : G11112340
Kelompok :
VI (enam)
LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
Di
Indonesia masih banyak hutan lebat yang tumbuh dengan subur tanpa dipupuk,
tetapi mengapa tanaman kita harus dipupuk, dalam alam yang bebas dari pengaruh
manusia perkembangan tanaman seimbang dengan pelapukan batu-batuan dan
pelapukan sisa-sisa organisme, tetapi dengan usaha pertanian yang dilakukan
manusia ini maka proses penghayutan dan pencucian zat unsur hara yang hilang
dari tanah pertanian bersama bagian-bagian tanaman yang dipanen juga tidak sedikit.
Tanah
idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh
tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman semestinya dapat segera diperbaruhi
sehingga kandungan unsur hara di dalam tanah tetap seimbang. Hutan adalah
contoh ekosistem yang seimbang. Pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis
tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menrupakan hara bagi
tanah. Proses inilah yang menyebabkan tanah yang da di hutan tetap subur.
Umumnya
pelaku pertanian khususnya petani telah meyakini sepenuhnyabahwapupuk yang diberikan kepada tanaman
akan mampu meningkatkan produksitanaman yang
diusahakan. Kepercayaan terhadap
penggunaan pupuk anorganik yang cepat breaksi, mudah aplikasinya, dan
sangat murah menyebabkan pupuk organik di mata pelaku pertanian.
Takaran
pupuk yang digunakan unstuck memupuk satu jenis tanaman akan berbeda
untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis
tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Salah satu
cara untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah tersebut adalah dengan
melaksanakan pemupukan.
Beberapa
hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan
antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut, waktu
pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan.
Dengan
tingginya hasil tanaman yang dipanen, berarti jumlah unsur hara yang diambil
oleh tanaman dari dalam tanah akan banyak pula karena pengambilan unsur hara
dari dalam tanah berlangsung secara paralel terhadap pembentukan bahan kering
atau produksi tanaman. Sehingga untuk tahun-tahun pertanaman berikutnya unsur
hara yang berada didalam tanah lambat laun akan terus berkurang.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pupuk
pupuk
adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah, sedang
pemupukan adalah penambahan bahan tersebut ke tanah agar tanah menjadi lebih
subur. Oleh karena itu, pemupukan pada umumnya diartikan sebagai penambahan zat
hara tanaman kedalam tanah. Dalam arti luas pemupukan sebenarnya juga termasuk
penambahan bahan-bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah misalnya
pemberian pasir pada tanah liat, penambahan tanah mineral pada tanah organik,
pengapuran dan sebagainya yang disebut ameliorasi. Berdasarkan uraian diatas,
maka perlu dilaksanakan percobaan pupuk untuk melihat pengaruh yang baik pada
tanah dan tanaman.
Pupuk merupakan
salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga kerja dan modal.
Pemupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian.
Anjuran pemupukan terus ditingkatkan melalui program pemupukan berimbang, namun
sejak sekitar tahun 1986 terjadi gejala pelandaian produktivitas (levelling
off), suatu petunjuk terjadi penurunan efisiensi pemupukan karena berbagai
faktor tanah dan lingkungan yang harus dicermati.
2.2 Pupuk Berdasarkan
Bahan Baku
Pupuk
digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik
adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa mahluk hidup yang diolah melalai
proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk
kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan
pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi.
Kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut
rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk
tinggi.
Pupuk
organik buatan adalah pupuk organik yang dibuat dengan teknologi tinggi
sehingga dihasilkan pupuk yang bersifat organik tetapi dengan bentuk fifik dan
cara kerja seperti pupuk kimia. Pupuk ini mampu memperbaiki sifat fisik.pupuk
ini juga tidak mencemari lingkungan. Karena itu konsep “Organic Farming” yang
mengenjurkan pemupukan hanya dengan pupuk organik dan tidak menggunakan pupuk
anorganik yang dapat mencemari lingkungan mulai banyak dikembangkan.
Pupuk
anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan
cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara
yang tinggi. Contohnya pupuk anorganik adalah Urea, TSP, dan Gandasil. Jenis
pupuk buatan sangat banyak. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya dapat
dibagi menjadi dua, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal,
jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara
makro primer, misalnya urea yang hanya mengandung unsure nitrogen. Pupuk majemuk adalah pupuk
ini lebih praktis, karena hanya dengan satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk
ini lebih praktis, karena hanya dengan satu penebaran, beberapa jenis unsur
hara dapat diberikan. Contohnya pupuk majemuk antara lain diamonium phosphat
yang mengandung unsur nitrogen, Phosphor, dan kalium.
2.3
Kandungan unsur hara pada pupuk dan manfaatnya bagi tanaman
Nitrogen
tidak tersedia dalam bentuk mineral alami seperti unsur hara lainnya. Sumber
nitrogen yang terbesar berupa udara yang sampai ke tanah melalui air hujan atau
udara yang diikat oleh bakteri pengikat nitrogen. Nitrogen dapat kembali ke
tanah melalui pelapukan sisa mahluk hidup (bahan organik). Nitrogen yang
berasal dari bahan organik ini dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui
tiga tahap reaksi yang melibatkan aktivitas mikroorganisme tanah. Tahap reaksi
tersebut adalah penguraian protein yang terdapat pada bahan organic menjadi
asam amino. Perubahan asam amino menjadi senyawa-senyawa ammonia dan ammonium. Dan
perubahan senyawa ammonia menjadi nitrat yang disebabkan oleh bakteri.
Pupuk
Urea (CO(NH2)2) mengandung 46 % nitrogen (N), karena
kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea
sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudak menguap dalam
bentuk ammonia. Jika di dalam tanah, nitrogen urea berubah menjadi ammonium
akan terikat langsung oleh koloid tanah. Bahan organik, sebagian besar phosphor
yang mudah larut oleh mikroorganisme tanah untuk pertumbuhannya. Phosphor ini
akhirnya berubah menjadi humus. Karena itu menyediakan cukup phosphor, kondisi
tanah yang menguntungkan bagi perkembangan mikroorganisme tanah sangat perlu
untuk dipertahankan.
Unsur
hara lain, tercukupi jumlah unsur hara lain dapat meningkatkan penyerapan
phosphor. Amonium yang berasal dari nitrogen dapat meningkatkan phosphor.
Kekurangan unsur hara mikro dapat mengahmbat respon tanaman terhadap pemupukan
phosphor.
Pupuk SP36 mengandung 36 phosphor dalam bentuk P2O5.
Pupuk ini terbuat dari phosphate alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan
berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat
sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong
netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.
Pupuk
(KCl) mengandung 45 % K2O dan khor, bereaksi agak asam, dan bersifat
higrokopis. Khor berpengaruh negative pada tanaman yang tidak membutuhkannya
misalnya kentang, wortel, dan tembakau.
Pupuk
NPK berdasarkan kandungan unsur hara dan harga jualnya perhitungan harga setiap
unsur hara di dalam pupuk N,P,K 16:16:16 sebagai berikut :Dalam 1 kg pupuk NPK
16:16:16 terkandung 160 gram N, 160 gram P2O5 dan 160
gram K2O, . Pupuk N,P,K ini memiliki unsure yang hanya mengandalkan
cadangan yang ada di dalam tanah. Akibatnya, akhir-akhir ini gejala kekurangan
unsur-unsur lain mulai dirasakan.
Pupuk bokasi adalah sisa-sisa tanaman
atau serasa/sisa-sisa tanaman di mana pada penggomposannya dibantu oleh
avtifator. Pupuk bokasi ini memiliki kandungan unsur hara didalam bahan
organik, sebagiannya dapat langsung digunakan oleh tanaman, sebagian lagi
tersimpan untuk jangka waktu yang lebih lama. Bahan organik harus mengalami
dekomposisi (pelapukan) terlebih dahulu sebelum tersedia bagi tanman.
2.4
Tingkat Kelarutan
2.4.1 Pupuk Urea
Tingkat
kelarutan Pupuk Urea sangat mudah larut
dalam air dan bereaksi cepat, juga mudak menguap dalam bentuk ammonia. Hal ini
sesuai dengan pendapat (Novisan ,2003), bahwa Nitrogen yang ada dalam tanah
dapat hilang karena terjadinya penguapan, pencucian oleh air, atau terbawa
bersama tanaman, tanah yang basa atau sangat padat bias menyebabkan kondisi
anaerob (tidak terdapat cukup oksigen di dalam tanah).
2.4.2 Pupuk SP36
Tingkat
kelarutan Pupuk SP36 agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat karena
reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat
membakar. Hal ini sesuai dengan pendapat (Novisa, 2003) bahwa ketersedian
phosphor di dalam tanah ditentukan oleh banyak factor tetapi yang paling
penting adalah pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah (asam), phosphor akan
bereaksi dengan ion besi dan aluminium. Reaksi ini membentuk besi fosfat atau
aluminium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tidak dapat digunakan
oleh tanaman.
2.4.3 Pupuk NPK
Tingkat
kelarutan Pupuk NPK ini mudah larut dalam air karena N dalam bentuk ammonium
dan nitrat yang tidak dilapisi bahan penolakan air.ini disebabkan rena
peningkatan kebutuhan tanaman pada seluruh unsur hara esensial. Tidak hanya
unsure makro primer, tetapi juga unsure makro sekunder dan unsure mikro.
2.4.4 Pupuk KCl
Tingkat
kelarutan pupuk KCl ini sulit larut dalam air karena bereaksi agak asam, dan
bersifat higrokopis.
2.4.5 Pupuk
Bokasi
Tingkat
kelarutan bokasi tidak mudah larut dalam air meskipun pupuk bokasi ini termasuk
memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, hal ini disebabkan karena salah
satu sifat-sifat bokasi yang membuat tingkat kelarutannya rendah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan bab sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Tingkat kelarutan Pupuk
Urea sangat mudah larut dalam air dan
bereaksi cepat, juga mudah menguap dalam bentuk ammonia.
2.
Tingkat kelarutan Pupuk
SP36 agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat karena reaksi kimianya
tergolong netral.
3.
Tingkat kelarutan Pupuk
NPK ini mudah larut dalam air karena N dalam bentuk ammonium dan nitrat yang
tidak dilapisi bahan penolakan air
4.
Tingkat kelarutan pupuk
KCl ini sulit larut dalam air karena bereaksi agak asam, dan bersifat
higrokopis
5.
Tingkat kelarutan
bokasi tidak mudah larut dalam air meskipun pupuk bokasi ini termasuk memiliki
kandungan bahan organik yang tinggi.
3.2.
Saran
Pemupukan
sangat penting dilakukan karena banyaknya unsur hara yang hilang dari dalam
tanah serta baik dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan subur.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno,
S. 2003. Klasifikasi Tanah dan
Pedogenesis. Akademika Pressindo Jakarta.
Jumin Hasan Basri, 1994. Dasar-Dasar Agronomi. Akademika
Pressindo Jakarta.
Novizan,
2003. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif.
Agromedia. Jakarta.
Nurhayati Hakim, M. Yusuf Nyakpa,
A. M. Lubis Hadi Nugroho, M. Rusli Jaul, M. Amin Diha, Go Ban Hong H. H
Baylaey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Lembaga Penelitian Universitas Lampung, Lampung