Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
PERCOBAAN BAHAN ORGANIK
Nama :
Sakti
Nim : G11112340
Kelompok :
VI (enam)
LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses penting yang berkaitan dengan pembentukan tanah
adalah penimbunan bahan organik yang cenderung mencapai suatu tingkat
keseimbangan dalam tanah. Tingkat penimbunan bahan organik dalam tanah
tergantung pada sifat lingkungan pembentukan tanah yang mencakup dua proses,
yaitu penambahan residu atau sisa-sisa tanaman dan binatang, dan perombakan
bahan tersebut oleh jasad mikro tanah.
Pada proses perombakan bahan sisa tumbuhan dihancurkan
menjadi bentuk melarut atau menguap yang dapat hilang dari tanah. Apabila
jumlah penambahan dan kehilangan bahan organik tanah berada pada tingkat
seimbang.
Hampir seluruh kehidupan dalam tanah tergantung pada
bahan organik tanah untuk keperluan energi dan unsur hara.Sudah sejak lama orang
mengetahui peranan bahan organik tanah dalam produksi bahan makanan.Namun
demikian, kira-kira 100 tahun yang lalu tanah yang seluruhnya terdiri dari
bahan organik tergolong tidak subur.
Bahan organik tanah merupakan fraksi bukan mineral yang
ditemukan sebagai bahan penyusun tanah.Bahan organik merupakan timbunan
jaringan tanaman, hewan, atau jasad renik yang telah mati dan sebagaian telah
mengalami perombakan.Bahan organik selain menyediakan unsur hara juga turut
mempengaruhi sifat kimia dan fisik tanah sehingga dapat dijadikan sebagai media
tumbuh suatu tanaman.Kandungan bahan organik sangat mempengaruhi pertumbuhan
suatu tanaman.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktikum
mengenai bahan organik untuk mengetahui kandungan bahan organik suatu jenis
tanah pada setiap lapisan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan diadakannya praktikum bahan organik tanah adalah
untuk mengetahui kandungan bahan organic pada sampel tanah lapisan I dan II serta
faktor-faktor yang mempengruhinya.
Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi dalam
menentukan bahan organik suatu jenis tanah dan selanjutnya berguna dalam
pengelolaan tanah tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Organik
Suatu area tanah yang luas dengan regim kelembaban. Jenis tanah Ustic ada
di bagian Barat daya terutama di Texas dan Mexico. tanah ini terjadi pada
padang rumput alam tetapi tidak mempunyai bahan organik yang cukup atau warna
gelap di epipedon untuk menjadi mollisol. Penggunaannya sama dengan tanah Ustoil dengan daerah yang
sama. Jenis tanah ini mempunyai regim temperature
Cyric adalah Boralf dan menyebar di sebelah Timur Mollisol pada Great Plain di
sebelah Utara di Amerika Serikat dan Canada (Foth, 1991).
Bahan organik dalam sampel tanah merupakan fraksi
bukan mineral yang ditemukan sebagai bahan penyusun tanah. Kadar bahan organic
yang terdapat dalam tanah Alfisol berkisar antara 0,05-5% dan merupakan tanah
yang ideal untuk lahan pertanian,dan untuk tanah organic mendekati 60% dan pada
lapisan oleh kadar bahan organic memperlihatkan kecendrungan yang menurun
(Munir, 1996).
Senyawa organik pada sampel tanah umumnya
ditemukan di permukaan atau pada lapisan I, tanah jumlahnya tidak besar, hanya
sekitar 3-4%.Tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya besar
sekali. Adapun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga pada
pertumbuhan tanaman adalah sumber unsure hara N,P,S. unsure mikro menambah
kemampuan tanah untuk menahan unsure-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah
menjadi tinggi). Sumber energi yang sangat penting bagi mikroorganisme
(Hardjowigeno, 1992).
Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organic kasar dan halus
atau humus.Lapisan I pada tanah Alfisol mempunyai humus yang terdiri dari
hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang baru dibentuk dari
hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam
tanah.Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur), berwarna
hitam atau cokelat yang memiliki daya menahan air dan unsur hara yang
tinggi.Humus adalah senyawa kompleks yang agak resisten.Pelapukan berwarna
cokelat, amorfus, bersifat koloid dan berasal dari jaringan tumbuhan atau
binatang yang telah dimodifikasikan atau disintesiskan oleh berbagai jasad
mikro.Dalam jaringan tumbuhan terdapat pula lemak, minyak, lilin dan dammar
dalam jumlah yang kecil.Jumlah dan sifat komponen-komponen organic dalam
sisa-sisa tumbuhan sangat berpengaruh menentukan penimbunan bahan organic dalam
tanah (Sutedjo, 1991).
2.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bahan Organik
Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organic dalam tanah adalah
kedalaman tanah, iklim (curah hujan , suhu), drainase, tekstur tanah dan vegetasi. Kadar bahan organic terbanyak
ditemukan pada lapisan atas setebal 20 cm, sehingga lapisan tanah makin ke bawah makin kurang bahan organic
yang di kandungnya (Hakim, 1986).
Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan
kemudian terhadap tetanaman tergantung pada laju proses dekomposisinya. Secara
umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi faktor bahan
organik dan faktor tanah. Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi,
nisbah C/N, kadar lignin dan ukuran bahan, sedangkan faktor tanah meliputi
temperatur, kelembaban, tekstur, struktur dan suplai oksigen, serta reaksi
tanah, ketersediaan hara terutama N P, K dan S (Hanafiah, 2010).
Pada
tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena
kondisi aerasi yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi
daripada tanah berdrainase baik. Di samping itu vegetasi penutup tanah dan
adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi
hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini
saling berkaitan, sehingga sukar menilainya sendiri (Hakim dkk, 1986).
Bahan organik
yang terkandung di dalam tana lebih tinggi yang mengakibatkan tanah pada
lapisan ini cenderung lebih gelap, terutama pada lapisan I, karena merupakan
lapisan paling atas. Faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah
kedalaman lapisan dimana menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan
organik terbanyak ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm (15-20) %, maikin ke
bawah makin berkurang, contohnya pada setiap lapiasan tanah inseptisol, makin
ke bawah (Lapisan II) warnanya lebih muda daripada lapisan I, dan II. Faktor
iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin
kadar bahan organik dan N makin tinggi. Drainase buruk dimana air berlebih,
oksidasi terhambat karena aerasi buruk menyebabkan kadar bahan organik dan N
tinggi daripada tanah berdrainase baik (Hakim, dkk, 1986).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
bahan organik ini dilaksanakan pada hari seelasa, tanggal 27 November 2012 pukul 13.20 – selesai WITA di
Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
3.2
Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum bahan organik ini yaitu timbangan, labu Erlenmeyer, pipet, buret, dan gelas ukur.
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum bahan organik ini yaitu larutan H2SO4, sampel tanah, larutan K2Cr2O7, aquades, larutan titran Fe dan indicator
diphenilamin1%.
3.3
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada
praktikum bahan organic ini
yaitu sebagai
berikut:
1)
Memasukkan contoh tanah dengan neraca analitik
sebanyak 2 gram
2)
Memasukkan ke dalam labu
erlenmeyer 250 ml
3)
Menambahkan dengan teliti 10 ml
larutan K2Cr2O7 1 N (pipet) dan
mereaksikan dengan 10 ml H2SO4
dan membiarkan reaksi berlangsung satu jam. Untuk mempercepat reaksi, maka
melakukan pemanasan suspensi pada suhu 400C selama 5 menit.
4)
Menambahkan aquadest kira-kira
50 ml dan 10 ml H2PO4
5)
Menetesi 1 ml indicator dan
segera dengan larutan Fe yang telah
distandarisasi
6)
Bila perubahan warna agak sulit
karena pengaruh wrana sampel tanah, maka
mengggunakan cairan jernih saja yang dipindahkan ke labu Erlenmeyer
lainnya.
7)
Titik akhir titrasi pada saat
terjadi perubahan warna baru dari kehitam-hitaman ke warna hijau
8)
Mencatat volume titran Fe yang
digunakan begitu pula dengan normalitasnya.
9)
Perhitungan
:
%
C = x 100%
% BO = % C x 1,724
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil
percobaan bahan organik maka dapat di peroleh hasil sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Perhitungan Bahan Organik Pada Tanah Lapisan I dan II
Lapisan
|
% Bahan Organik
|
Lapisan I
|
0,564 %
|
Lapisan II
|
0,357 %
|
Sumber :Data
Primer Setelah Diolah, 2012
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil
tabel di atas dapat di lihat bahwa kandungan bahan organik pada tiap lapisan
berbeda. Kadar % BO pada lapisan I dan II berturut-turut adalah 4,6% dan 4,1%. Sehingga
kadar bahan organik lapisan I lebih besar dibandingkan lapisan II.
Pada
lapisan I memiliki kandungan bahan organik sebesar 4,6%. Kandungan bahan organik tertinggi terdapat pada lapisan I (lapisan
permukaan), hal ini terjadi karena akumulasi bahan-bahan organik sisa tanaman
yang terurai oleh mikroorganisme.Sedangkan pada lapisan II
memiliki kandungan bahan organik 4,1 %. Tanah yang mengandung bahan organik adalah
tanah lapisan atas atau top soilkarena semakin ke bawah suatu lapisan tanah
maka kandungan bahan organiknya semakin berkurang sehingga tanah menjadi keras (Sutedjo, 2006)
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3 – 5 %,
tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Adapun pengaruh
bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga terhadap
pertumbuhan tanaman adalah sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah,
sebagai unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain, menambah kemampuan tanah
untuk menahan air, menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara
(Kapasitas Tukar Kation tanah menjadi tinggi), dan sumber energi bagi
mikroorganisme (Hakim, dkk 1986).
Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik dalam
tanah adalah seperti pada
lapisan I dan lapisan II adalah kedalaman, iklim, tekstur, dan adanya drainase yang buruk bahwa
kedalaman suatu lapisan itu mempengaruhi bahan organik dalam tanah karena makin
dalam suatu lapisan makin berkurang bahan organik dalam tanah. Faktor iklim
juga mempengaruhi karena makin dingin
suatu daerah makin tinggi kadar bahan organiknya. Tekstur tanah juga
berperan karena makin banyak unsur haranya. Adanya drainase yang buruk juga
menyebabkan kadar bahan organik dalam tanah tinggi (Djajakirana, 2001)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)
Kandungan bahan organik pada sampel tanah
lapisan I dan II berturut turut yaitu 0,564 % dan 0,375 %
2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
bahan organik tanah adalah pengaruh cuaca dan iklim, vegetasi, tekstur,
kedalaman, drainase.
5.2 Saran
Tanah yang mengandung bahan organik rendah dalam tanah
dalam pengelolaannya sebaiknya dilakukan dengan pemberian pupuk sehingga
vegetasi yang akan dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Djajakirana,
2001. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bumi Aksara: Semarang.
Foth H. D. 1994,
Dasar-Dasar Ilmu Tanah,
Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Hakim
N. M. Y., Nyakpa A. M., Lubis S. G., Nugroho M. R., Soil M. A., Diha G. B.,
Hong dan H.H. Barley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung: Lampung.
Hanafiah., K., A. 2007. Dasar-dasar
Ilmu Tanah. Rajawali Persada: Jakarta.
Hardjowigeno S, 1997, Ilmu Tanah, PT Medityatama Sarana
Perkasa: Jakarta.
Munir, M., 1995.Tanah-Tanah Utama Indonesia.IPB: Bogor.
Sutedjo. 2006. Dasar-dasr
Ilmu Tanah. Rhineka Cipta: Jakarta.
LAMPIRAN
Perhitungan Bahan Organik pada Lapisan Tanah I dan II
Lapisan I :
Dik : Ml b = 39,5 ml
Ml t = 35,4 ml
N = 0,2
%
C = 100 %
= 100 %
= 100 %
=
100 %
=
100 %
=
100 %
=
= 0,32718 %
% bahan Organik
= % C 1,724
= 0,32718 1,724
=
0,564 %
Lapisan II :
Dik : Ml b = 38 ml
Ml t = 35,4 ml
N = 0,2
%
C = 100 %
=
100 %
= 100 %
=
100 %
=
100 %
=
100 %
=
= 0,20748 %
% bahan Organik
= % C 1,724
= 0,20748 1,724
=
0,357 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar