mouse

Rabu, 27 November 2013

Laporan praktikum. "Tekstur" SAKTI



Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah

PERCOBAAN TEKSTUR TANAH

Nama               :  Sakti
Nim                 :  G11112340
Kelompok        :  VI (enam)


LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012






BAB   I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Tanah merupakan campuran bahan atau partikel-partikel bahan organik yang telah melapuk, udara dan air. Materi kasar seperti pasir biasanya ditutupi oleh material halus. Ukuran dari partikel-partikel tanah relatif tidak berubah. Karena itu, tekstur tanah dikategorikan sebagai sifat dasar tanah.
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat. Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah (taksnomi tanah) ditunjukkan dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (lebih besar 2 mm), sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus.
Penentuan kelas tekstur suatu tanah secara teliti harus dilakukan analisa tekstur di laboratorium yang disebut analisa mekanik tanah. Dalam menetapkan tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan yaitu metode lapang, hydrometer, dan pipet.  Metode yang digunakan dalam praktek ini adalah metode hydrometer. Sifat-sifat fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, penetrasi, akar tanaman, tata udara, dan pengikatan unsur hara, semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik tanah.
Sifat fisik tanah ditentukan oleh permukaan butiran tanah, sifat-sifat kimia dari butiran dan kandungan bahan organik. Butiran-butiran yang menyusun tanah mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Perbedaan ukuran dan jumlah butiran tersebut sangat mempengaruhi tekstur tanah.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan percobaan tentang tekstur tanah.
1.2 Tujuan dan kegunaan
            Tujuan praktikum analisis tekstur tanah ini adalah untuk mengetahui dan menentukan kelas tekstur pada tanah Inceptisol lapisan I dan lapisan II.
Kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi mengenai kelas tekstur tanah yang diamati yang erat kaitannya dengan tingkat kesuburan tanah dan sekaligus menjadi bahan pertimbangan mengenai jenis tanaman yang cocok pada tanah yang diteliti.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekstur Tanah
Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan dan kekasaran tanah. Lebih khasnya tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu dan tanah liat. Partikel pasir berukuran relatif lebih besar dibandingkan dengan yang ditunjukkan oleh partikel-partikel debu dan tanah liat yang berbobot sama. Tanah yang bertekstur kasar dengan 20% bahan organik atau lebih dan tanah bertekstur halus dengan 30% bahan organik atau lebih berdasarkan bobot mempunyai sifat yang didominasi oleh fraksi organik dan bukan oleh fraksi organik (Foth, 1991).
            Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung (Buckman dan Brady, 1992).
            Tekstur tanah menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah. menurut (Dedy’s Site, 1987) Terdapat perbedaan penting lainya antara pasir, dan liat pada beberapa tanah yang dihubungkan dengan kemampuan tanah tertentu untuk menyediakan elemen-elemen tanaman yang esensial (kesuburan tanah). Pada umumnya unsur hara yang esensial dan dapat tersedia sebagai partikel debu, area permukaanya per gram lebih besar, dan tingkat pelapukannya lebih cepat dari pada pasir yang menyebabkan tanah lebih subur daripada tanah berpasir. Hukum stokes menghubungakan kecepatan penurunan sebatas dari suatu bola yang lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang diketahui densitas dan viskositas terhadap diameternya jika dicoba pada kekuatan lapang yang ketahui (Foth, 1991).
            Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas tekstur seperti yang tertera pada Diagram Segitiga Tekstur Tanah USDA (cit. Kohnke, 1980). Tabel ini menunjukkan bahwa suatu tanah disebut bertekstur pasir apabila mengandung minimal 85% pasir, bertekstur debu apabila berkadar minimal 80% debu, dan bertekstur liat apabila berkadar minimal 40% liat. Tanah yang berkomposisi ideal yaitu 22,5 – 52,5% pasir, 30 – 50% debu dan 10 – 30% liat disebut bertekstur  lempung (Kemas Ali Hanafiah, 2010).
Berdasarkan kelas teksturnya menurut (Kemas Ali Hanafiah, 2010)  maka tanah digolongkan menjadi:
(a)      Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung (3 macam).
(b)     Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengadung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
(c)      Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari:
(1)    tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir (sandy loam) atau lempung berpasir halus (dua macam).
(2)    Tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat halus, lempung (loam), lempung berdebu (silty loam) atau debu (silt) (4 macam), dan
(3)    Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat (clay loam), lempung liat berpasir (sandy-clay loam) atau lempung liat berdebu (sandy-silt loam) (3 macam).
Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butir-butirnya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan air dan unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur liat karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003).
2.2 Fraksi Pasir
            Pasir adalah bahan butiran alami terdiri dari batuan halus yang terpisah dan partikel mineral. Komposisi pasir ini sangat bervariasi, tergantung pada sumber-sumber batuan lokal dan kondispartikel pasir berdiameter berkisar dari 0.0625mm (atau 1 / 16 mm, atau 62,5 mikrometer) untuk 2 milimeter (Foth, 1991).

Fraksi pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa yang sangat tahan terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar dan mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah bertekstur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah bertekstur pasir (Hardjowigeno, 2003).
            Prinsip dasar pemisahan fraksi pasir adalah menghilangkan material penyemen yang menyelimuti atau menyemen butir-butir pasir dan memisahkan butir mineral berukuran fraksi pasir dari fraksi debu dan liat. Material yang menyeliputi butir pasir dalam tanah umumnya berupa bahan organik. Namun pada beberapa jenis tanah, material penyeliput tersebut selain oleh bahan organik, juga oleh besi (pada tanah merah) dan oleh karbonat (pada tanah kapur). Bahan organik dihilangkan dengan hidrogen peroksida (H2O2) besi dengan sodium dithionit (Na2S2O4) dan karbonat dengan Chlorida (HCl). Setelah butir mineral terlepas dilakukan pemisahan fraksi pasir dengan menggunakan ayakan yang berukuran 1-0,05 mm. Jenis analisis mineral primer yang biasa dilaksanakan adalah fraksi berat, fraksi ringan, dan fraksi total. Untuk analisis mineral pasir fraksi berat, terlebih dahulu harus dipisahkan antara pasir fraksi berat dengan fraksi ringan. Yang tergolong dalam mineral pasir fraksi berat adalah mineral pasir yang tenggelam dalam larutan bromoform dengan BJ 2,87. Untuk analisis mineral pasir fraksi total, hasilpengayakan bisa langsung diperiksa (H. kohnke, 1980)
.

2.3 Fraksi Debu
Dari ketiga jenis fraksi pada tanah partikel debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, serta liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain (Dedy’s Site, 1987).
Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar, partikel pasir lebih kasar, karena butir-butirnya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan air dan unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur liat karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi (Hardjowigeno, 2003).
2.4 Fraksi Liat
            Tanah-tanah yang bertekstur liat karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (H. kohnke, 1980).
Prinsip dasar pemisahan fraksi liat adalahmenghilangkan bahan penyeliput dan penyemen, serta memisahkan fraksi liat dari fraksi debu dan pasir. Dalam proses pemisahan fraksi ini dapat digunakan contoh yang sama dengan contoh yang digunakan untuk analisis fraksi pasir, sehingga proses destruksi bahan organik, besi, dan karbonat bisa dilakukan sekaligus. Pemisahan fraksi liat dilakukan dengan cara yang sama seperti pemisahan fraksi untuk tekstur yaitu dengan cara pengendapan yang didasarkan pada hukum Stoke (Nyakpa, 1986).
Yang dimaksud dengan mineral sekunder atau mineral liat adalah mineral-mineral hasil pembentukan baru atau hasil pelapukan mineral primer yang terjadi selama proses pembentukan tanah yang komposisi maupun strukturnya sudah berbeda dengan mineral yang terlapuk. Jenis mineral ini berukuran halus (<2μ), sehingga untuk identifikasinya digunakan alat XRD (Hakim, 1986).
2.5 Hubungan Tekstur Tanah dengan Kesuburan Tanah
Tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi dan unsur-unsur esensial sedangkan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota yang berpatisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat adiktif bagi tanaman (Kemas Ali Hanafiah, 2010).
Tanah bertekstur halus didominasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro (lebih poreus), tanah yang didominasi debu akan mempunyai pori-pori meso (sedang), sedangkan tanah yang didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro (tidak poreus). Hal ini berbanding terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkan luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energi atau bahan lain, sehingga makin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya tahannya untuk menahan tanah (Hakim, 1986).
Makin poreus tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi tetapi makin mudah pula air untuk hilang dari tanah dan sebaliknya, makin tidak poreus tanah akan makin sulit akar untuk berpenetrasi serta makin sulit air dan udara untuk bersirkulasi. Oleh karena itu, maka tanah yang baik dicerminkan oleh komposisi ideal dari kedua kondisi ini, sehingga tanah bertekstur debu dan lempung akan mempunyai ketersediaan yang optimum bagi tanaman, namun dari segi nutrisi tanah lempung lebih baik ketimbang tanah bertekstur debu (Nyakpa, 1986).
           Fraksi pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa yang sangat tahan terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar dan mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah bertekstur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah bertekstur pasir (Hardjowigeno, 2003).
          Pada tanah-tanah di daerah tropika nisbah debu liat merupakan kriteria penting dalam mengevaluasi fenomena seperti migrasi liat, taraf pelapukan fisik, dan umur bahan induk tanah serta klasifikasi tanah (Lal, 1979).





BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Tempat dan Waktu
          Praktikum analisis tekstur tanah dilaksanakan pada hari Selasa, 6 November 2012, pukul 14.30 sampai pukul 16.15 WITA di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
          Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum analisis tekstur tanah ini yaitu : hidrometer, timbangan, botol tekstur, mesin pengocok, silinder sedimentasi 1000 ml, saringan, corong, botol semprot, pengaduk, thermometer, cawan petridisk, plastik gula.
          Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum analisis tekstur tanah ini yaitu : sampel tanah kering bebas udara yang sudah dihaluskan, aquades, air, larutan calgon 4%, kertas label, lap/tissue.
3.3 Prosedur Kerja
          Adapun prosedur kerja pada praktikum analisis tekstur tanah ini yaitu sebagai berikut.
1.        Timbang 20 gram tanah kering udara, butir-butir tanah ini berukuran kurang dari 2 mm.
2.        Masukkan ke dalam Erlenmeyer atau botol tekstur dan tambahkan 10 ml calgon 4% dan air secukupnya.
3.        Tutup dengan plastik, kocok dengan mesin pengocok selama 1-2 jam.
4.        Tuangkan secara kualitatif semua isinya ke dalam silinder sedimentasi 1000 ml yang di atasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang sebesar 0,05 mm dan bersihkan botol tekstur dengan bantuan botol semprot.
5.        Semprot dengan spayer sambil diaduk-aduk semua suspensi yang masih tinggal pada saringan sehingga semua partikel debu dan liat telah turun (air saringan telah jernih).
6.        Pasir yang tertinggal dipindahkan ke dalam cawan dengan pertolongan botol semprot kemudian masukkan dalam oven bersuhu 105° C selama 2 x 24 jam, selanjutnya masukkan dalam desikator dan timbang hingga berat pasir diketahui (catat sebagai C gram).
7.        Cukupkan larutan suspensi dalam silinder sedimentasi dengan air destilasi hingga 1000 ml.
8.        Angkat silinder sedimentasi, sumbat baik-baik dengan karet lalu kocok dengan membolak-balik tegak lurus 180° sebanyak 20 kali, atau dapat juga dilakukan dengan memasukkan pengocok ke dalam silinder sedimentasi lalu aduk naik turun selama 1 menit.
9.        Dengan cepat tuangkan kira-kira 3 tetes amyl alcohol ke permukaan suspensi untuk menghilangkan gangguan buih yang mungkin muncul.
10.    Setelah 15 detik, masukkan hydrometer ke dalam suspensi dengan hati-hati agar suspensi tidak banyak terganggu.
11.         Setelah 40 detik, baca dan catat pembacaan hydrometer pertama (H1) dan suhu suspensi (t1).
12.         Dengan hati-hati keluarkan hydrometer dari suspensi.
13.         Setelah menjelang 8 jam, masukkan hydrometer dan catat pembacaan hidroometer kedua (H2) dan suhu suspensi (t2).
14.         Hitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan di bawah ini :
Berat debu dan liat = - 0,5 ………………(a)
Berat liat =  - 0,5…………..(b)
Berat debu = berat (debu + liat) – berat liat………...(a+b)
15.         Hitung persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan :
% pasir               =   
% debu              =    
% liat                 =   
16.         Masukkan nilai yang didapat ke dalam segitiga tekstur
Keterangan:
1   = Liat
2   = Liat berpasir
3   = Lempung berliat
4   = Liat berdebu

5     = Lempung liat berpasir
6     = Lempung liat berdebu
7     = Lempung berpasir
8     = Lempung

9      = Lempung berdebu
10   = Debu
11   = Pasir
12   = Pasir berlempung
















BAB IV
 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
            Berdasarkan analisis dan perhitungan yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1 : Hasil perhitungan tekstur tanah lapisan I dan II
Lapisan
Berat Fraksi (g)
Persentase Fraksi (%)
Kelas Tekstur
Debu dan Liat
Debu
Liat
 Pasir
 Debu
 Liat
Jumlah
I
3,43
2,23
1,2
22,57
27,10
50,33
100 %
Liat
II
3,73
1,93
10,3
5
46
49
100 %
Liat berdebu
Sumber : Data Primer setelah Diolah 2012
4.2 Pembahasan
          Berdasarkan hasil pengamatan maka diperoleh hasil bahwa pada lapisan I tanah persentase teksturnya adalah terdiri dari pasir sebesar 22,57 %, debu sebesar 27, 10 %, dan liat 50,33 %.. Kelas tekstur liat memiliki persentase  fraksi paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa permukaan fraksi liat lebih besar apabila dibandingkan dengan permukaan fraksi pasir dan debu. Kelas tekstur pada tanah lapisan I yaitu liat (Hanafiah, 2010)
Pada lapisan tanah II persentase teksturnya adalah terdiri dari pasir sebesar 5 %, debu sebesar 46 %, dan liat sebesar 49 %.. Kelas tekstur pada lapisan II  termasuk liat berdeu. Kelas tekstur liat memiliki persentase fraksi paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa permukaan fraksi liat lebih besar apabila dibandingkan dengan permukaan fraksi pasir dan debu. Setiap gram tanah liat mungkin mempunyai permukaan yang ribuan kali lebih luas dari debu dan mempunyai permukaan yang hampir sejuta kali lebih luas daripada pasir yang sangat kasar. Hubungan tekstur tanah dengan daya menahan air dan ketersediaan hara. Tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar. Tanah bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara (Kemas Ali Hanafiah, 2010).
            Tanah pada lapisan I memiliki persentase pasir sebesar 22,57 %, debu 27,10 %, dan liat sebesar 50,33 %. Ini menunjukkan bahwa pada lapisan I termasuk ke dalam kelas tekstur liat. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hanafiah, 2010) yang menyatakan bahwa kelas tekstur tanah yang memiliki proporsi (%) fraksi pasir <45, (%) fraksi debu <40, dan (%) fraksi liat >40 merupakan kelas tekstur liat. Tekstur liat merupakan tekstur yang halus. Hal ini dikemukakan oleh (Hardjowigeno, 2003) bahwa tekstur liat terasa berat, membentuk bola dengan baik, dan sangat lekat. Dan pendapat yang serupa dikemukakan oleh (Hanafiah, 2010) yang menyatakan bahwa fraksi liat akan terasa halus, lekat, dan licin.
            Tanah pada lapisan II memiliki persentase pasir 2.029 %, debu 40,652 %, dan liat sebesar 57,319 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada lapisan II merupakan kelas tekstur liat berdebu. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hanafiah, 2010) yang mengatakan bahwa kelas tekstur tanah yang memilki proporsi (%) fraksi pasir <20, (%) fraksi debu antara 40 - 60, dan (%) fraksi liat antara 40 - 60 merupakan kelas tekstur liat berdebu. Tekstur liat berdebu merupakan tekstur yang halus. Hal ini dikemukakan oleh (Hardjowigeno, 2003) bahwa tekstur liat berdebu terasa halus, berat, agak licin, membentuk bola, mudah digulung, dan sangat lekat. Dan pendapat yang serupa dikemukakan oleh (Hanafiah, 2010) yang menyatakan bahwa fraksi debu akan terasa agak halus dan agak lekat, tetapi tidak licin, sedangkan fraksi liat akan terasa halus, lekat, dan licin. Karena pada lapisan II ini kandungan liatnya masih lebih dominan dibandingkan dengan kandungan debunya, maka pada tanah yang bertekstur liat berdebu ini, masih akan terasa agak licin.








  
BAB  V
 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum tekstur tanah ini, maka dapat kesimpulan bahwa :
a)        Setiap lapisan tanah yang diamati memiliki kelas tanah yang berbeda.
b)        tanah pada lapisan I memiliki persentase pasir sebesar 22,57%, debu 27,10%, dan liat sebesar 50,33% sehinnga termasuk dalam tekstur liat (clay).
c)         Tanah pada lapisan II memiliki persentase pasir 5%, debu 46%, dan liat sebesar 49%, sehingga termasuk dalam tekstur liat berdebu.
d)        pada lapisan I memiliki persentase pasir lebih tinggi yaitu sebesar 22,57% dibandingkan dengan lapisan II hanya 5%.
5.2 Saran
            Adapun saran saya yakni sebelum menentukan pengelolaan tanah di suatu wilayah sebaiknya terlebih dahulu diteliti tekstur tanahnya agar sifat-sifat tanah dapat diketahui, selain itu dalam melakukan praktikum ini sebaiknya dilakukan dengan teliti dan memeriksa terlebih dahulu kelengkapan dan kondisi alat-alat yang akan digunakan agar praktikum berjalan lancar.



DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H.O. dan N.C. Brandy, 1992. Ilmu Tanah. Brata Karya Aksara, Jakarta
Dedy’s Site. 1987. Pengantar Ilmu Tanah. Penerbit Rinika Citra: Jakarta.
Foth, H.D., 1991Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi VI. Erlangga, Jakarta.
Hakim, N.M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S. Ghani, Nugroho, M.R. Soul, M.A. Diha, G.B. Hong, N.H. Balley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah, Ali Kemas.  2010Dasar-dasar Ilmu Tanah.  Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2003.  Ilmu Tanah.  Akademika Pressindo, Jakarta.
Kohnke, H. 1980. Soil Physic. TMH ed. Tata McGraw-Hill Publ. Co. Ltd, New Delhi.
Lal, R. 1979.: Physical Characteristic of Soils of the Topics Determination and Management. In Soil Physical Properties and Crops Production in the Tropics (edited by Lal R. and D.J. Greenland). A Wiley-Intersci. Publ. John Wiley & Sons, Chicester.









LAMPIRAN
Perhitungan Kelas Tekstur Tanah
Untuk Lapisan 1
Diketahui :                        = 6         = 26˚C
                                          = 3         = 28˚C
§  Berat debu dan liat     =  - 0,5
                                        =  - 0,5
                                =  - 0,5
                                        =  - 0,5
                                        =  - 0,5
                                        = 3,43
§  Berat liat                     =  - 0,5
                                    =  - 0,5
                            =  - 0,5
                                    =  - 0,5
                                        =  - 0,5
                                = 2,73 – 0,5   = 2, 23
§  Berat debu                  = (berat debu dan liat) – berat liat
                                    = 3,43 – 2,23
                                    = 1,2
§  % Pasir                        =  x 100 %
                                    =  x 100 %
                                        =  x 100 %
                                = 22,57 %
§  % Debu                       =  x 100 %
                            =  x 100 %
                            =  x 100 %
                            = 27, 10 %
§  % Liat                         =   x 100 %
                                    =  x 100 %
                                    =  x 100 %
                                    = 0,5033 x 100 %
                                    = 50,33 %



Untuk Lapisan 2
Diketahui :                        = 6         = 28˚C
                                          = 3         = 26˚C
§  Berat debu dan liat     =  - 0,5
                                        =  - 0,5
                                =  - 0,5
                                        =  - 0,5
                                        =  - 0,5
                                        = 4,23 – 0,5
                                        = 3,73
§  Berat liat                     =  - 0,5
                                    =  - 0,5
                            =  - 0,5
                                    =  - 0,5
                                        =  - 0,5
                                = 2,43 – 0,5   = 1,93
§  Berat debu                  = (berat debu dan liat) – berat liat
                                    = 3,73 – 10,3 = -6,57
§  % Pasir                        =  x 100 %
                                    =  x 100 %
                                        =  x 100 %
                                = 0,05089 x 100 %
                                        = 0,05 x 100 %  = 5 %
§  % Debu                       =  x 100 %
                            =  x 100 %
                            =  x 100 %
                            = 0,4580 x 100 %
                                    = 0,46 x 100 %
                                    = 46 %
§  % Liat                         =   x 100 %
                                    =  x 100 %
                                    =  x 100 %
                                    = 0,4910 x 100 %
                                    = 0,49 x 100 %  = 49 %


Tidak ada komentar:

Posting Komentar