Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
PERCOBAAN KADAR AIR
Nama :
Sakti
Nim : G11112340
Kelompok :
VI (enam)
LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang cukup banyak di dunia
ini, ditandai dengan adanya lautan, sungai, danau dan lain-lain sebagainya.
Tanah memegang peranan penting dalam melakukan prespitasi air yang masuk ke
dalam tanah, selanjutnya sekitar 70% dari air yang diterima di evaporasi dan
dikembalikan ke atmosfer berupa air, dan tanah memegang peranan penting dalam
refersi dan penyimpanan. Sisanya itulah yang digunakan untuk kebutuhan
tranpirasi, evaporasi dan pertumbuhan tanaman.
Kandungan air dalam tanah dapat ditemukan dengan beberapa
cara. Sering dipakai istilah nisbi, seperti basah dan kering. Kedua-duanya
adalah kisaran yang tidak pasti tentang kandungan air dan karena itu dapat
ditafsirkan bermacam-macam. Walaupun penentuan kandungan air tanah didasarkan
pada pengukuran gravimetrik, tetapi jumlah air lebih mudah dinyatakan dalam
hitungan volumetrik seperti nisbah air.
Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan
biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi dalam proses asimilasi.
Reaksi kimia dalam tanah hanya berlangsung bila terdapat air. Pelepasan
unsur-unsur hara dari mineral primer terutama juga karena pengaruh air, yang
kemudian mengangkutnya ke tempat lain (pencucian unsur hara). Sebaliknya
kemampuan air menghanyutkan unsur hara dapat pula dimanfaatkan untuk
mencuci garam-garam yang berda dalam tanah.
Fungsi lain dalam tanah adalah melapukkan mineral yaitu
menyiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman dan sebagai media gerak
unsur-unsur hara ke akar. Jadi air merupakan pelarut dan bersama-sama hara yang
lain terlarut membentuk larutan tanah, tetapi bila air teralalu banyak maka
hara tanah akan tercuci dan membatasi pergerakan udara dalam tanah.
Konsistensi tanah dan kesesuaian tanah untuk diolah sangat
dipengaruhi oleh kandungan air tanah. Demikian pula daya dukung tanah sangat
dipengaruhi oleh kandungan air dalam tanah. Berdasarkan uraian tersebut maka
perlu melaksanakan pengamatan penetapan Kadar Air tanah untuk mengetahui proses
dan berapa jumlah air yang dikandung oleh tanah.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum penetapan kadar air tanah ini
adalah untuk mengetahui kadar air tanah pada tanah lapisan I dan lapisan II
yang telah di ambil di lapangan, serta faktor – faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan dari praktikum penetapan kadar air tanah ini adalah sebagai
bahan informasi mengenai kadar air yang dikandung oleh tanah yang dapat
digunakan sebagai lahan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kadar Air
Kadar air
biasanya dinyatakan dalam banyaknya air yang hilang bila massa tanah
dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C sampai diperoleh berat tanah
kering yang tetap. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan
istilah nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak jenuh.
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau isi
(Pairunan, dkk. 1997).
Adapula disebut kadar air pada kapasitas lapang yaitu
apabila permukaan lapisan air berkisar 1/3 atm, dimana air memasuki tanah dan
tebal lapisan air tanah menipis, tegangan pada batas antara air dengan udara
meningkat dan akhirnya begitu besar sehingga menghentikan gerakan air kebawah.
Air dalam ruang pori makro tidak ada
lagi, tetapi masih terdapat
dalam pori mikro
(Foth, 1998).
Titik Layu Permanen adalah kandungan air tanah dimana akar-akar
tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman
menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari. Kandungan
air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar. Air yang tersedia
bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan antara 1/3 bar sampai
dengan 15 bar (Hakim, 1986).
2.2. Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Kadar Air tanah
Faktor yang mempengaruhi kadar air adalah : (1) tekstur tanah. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara
lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan
air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang
ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah
bertekstur lempung atau liat. (2) Bahan organik, semakin tinggi kadar bahan
organik suatu tanah semakin tinggi pula kadar dan ketersediaan airnya (3) Senyawa kimia, semakin banyak senyawa kimia semakin
rendah kadar air tanah, (4) Kedalaman solum, semakin dalam kedalaman
solum suatu tanah maka semakin besar kadar airnya, (5) Iklim, faktor iklim meliputi curah hujan suhu
dan air (6) Tanaman, faktor tanaman dapat meliputi kedalaman
perakaran toleransi terhadap kekeringan serta tingkat dan stadium pertumbuhan
yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman. (7) Struktur tanah, apabila struktur
tanahnya berbentuk remah, granuler maka kemampuan menahan airnya lebih besar
karena struktur tanah tersebut tidak mudah rusak sehingga pori-pori tanah tidak
cepat tertutup apabila terjadi hujan (Hakim, 1986).
Faktor-faktor yang mempemgaruhi kadar air yaitu
evaporasi, tekstur tanah serta bahan organik. Tanah yang berlempung misalnya
mempunyai kandungan air yang labih banyak dibandingkan tanah berpasir. Gerakan
air dalam tanah akan mempengaruhi keberadaan air disuatu tempat, gerak kapiler
pada tanah basah akan lebih cepat daripada gerakan keatas maupun kesamping
(Mulyani, 1991).
2.3. Kapasitas Lapang
Kapasitas lapang adalah
suatu keadaan tanah yang merupakan tanah paling lembab dan mampu untuk menahan
kadar air terbanyak terhadap adanya gaya
tarik bumi atau gaya grafitasi.kapasitas lapang sangat
berhubungan dengan lingkungan dan kondisi tanah yang mampu untuk menahan air
didalamnya. Misalnya di suatu daerah memiliki kondisi tanah yang bagus dengan
kapasitas lapang terbaik maka di dalam tanah tersebut mungkin saja terdapat
akar-akaran dari pohon sehingga membantu penyerapan air tanah dan menyimpannya
lebih lama di dalam tanah. Akan
tetapi dengan berkurangnya jumlah pepohonan menjadikan ekosistem di dalam tanah
menjadi semakin buruk dan air tanahpun akan cepat sekali menguap, sehingga tak
heran kalau suatu saat nanti akan menimbulkan bencana banjir (Mulyani, M. 1991)
Menurut (Hardjowigeno, 2007) bahwa air terdapat di daalam tanah karena di
tahan/disserap oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena
keadaan drainase yang kurang baik. air dapat mersap atau ditahan oleh tanah
karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. karena adanya gaya-gaya
tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:
a. Air
higroskopis, yang terserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan
tanaman (adhesi antara tanah dan air)
b. Air kapiler,
yang terdapat dalam tanah dimana kohesi dan daya adhesi lebih kuat dari
gravitasi. dapat bergerak kesamping atau keatas karena gaya-gaya kapiler.
sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia bagi tanaman.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum penetapan
kadar air tanah dilaksanakan pada hari selasa,
tanggal 13
November 2012
pukul 13.00-selesai WITA di Laboratorium
Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin.
3.2. Alat dan
Bahan
Adapun
alat yang digunakan
dalam praktikum penetapan kadar air tanah ini yaitu cawan petridish, timbangan, oven, dan desikator.
Adapun
bahan yang digunakan
dalam praktikum penetapan kadar air tanah ini yaitu sampel tanah lapisan I dan lapisan II.
3.3.
Prosedur Kerja
3.3.1 Gravimetrik
Adapun prosedur kerjanya yaitu
sebagai berikut :
1.
Timbang cawan Petridis,
kemudian tambahkan 20 gram tanah kering udara.
2.
Keringkan di dalam oven
suhu 105°C selama 2 x 24 jam.
3.
Keluarkan cawan
Petridis dan tanah dari oven, keringkan dalam desikator, kemudian timbang cawan
Petridis bersama tanah.
4.
Hitunglah dengan rumus:
· Berat
cawan Petridis = a gram
· Berat
cawan Petridis + tanah kering udara = b gram
· Berat
cawan Petridis + tanah kering oven = c gram
· Berat
tanah kering udara = (b – a)
· Berat
tanah kering oven = (c – a)
· Berat
air yang hilang = (b – c)
Kandungan air
tanah = x 100%
3.3.2 Kapasitas Lapang
Adapun prosedur kerjanya yaitu
sebagai berikut :
1.
Tentukan tempat/lokasi
yang datar dan dekat dengan sumber air.
2.
Bersihkan tempat
tersebut dari semak belukar.
3.
Buat bedengan dengan
ukuran 1 m x 1 m.
4.
Setelah bedengan dibuat
cukup tinggi, padatkan bedengan tersebut untuk mencegah air yang merembes.
5.
Setelah bedengan
selesai, siapkan air ± 200 L dan tumpahkan secara bersamaan.
6.
Tutup bedengan dengan
menggunakan plastik. Pastikan bahwa seluruh bedengan tertutup.
7.
Tutup permukaan plastik
dengan rumput lalu diamkan selama 1 x 24 jam.
8.
Setelah didiamkan
selama 1 x 24 jam, buka plastik yang menutupi bedengan kemudian cungkil tanahnya.
9.
Timbang tanah yang
telah dicungkil kemudian ovenkan selama 1 x 24 jam.
10.
Setelah diovenkan,
timbang tanahnya.
11.
Hitung kadar air
kapasitas lapang dengan menggunakan rumus:
Kadar
air kapasitas lapang =
12.
Lakukan analisis ukuran
partikel untuk mengetahui persen liat pada tanah lalu hitung kadar air pada
titik layu permanen dengan menggunakan rumus:
Kadar
air TLP =
13.
Hitung air tersedia
dengan menggunakan rumus:
Air
tersedia = kadar air kapasitas lapang – kadar air TLP
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Berdasarkan pengamatan praktikum kadar air yang telah dilakukan pada tanah lapisan I, dan II maka diperoleh hasil sebagai berikut
:
Tabel
6. Hasil pengamatan kadar air tanah pada lapisan I dan II.
Lapisan
|
Kadar Air
Gravitasi
|
Kapasitas Lapang
|
Lapisan 1
|
4,16 %
|
|
Lapisan 2
|
14,285%
|
|
Lapangan
|
|
0,265 gr/gr
|
Sumber : Data primer setelah diolah, 2012.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa persen kadar air pada lapisan I
sebesar 4,16 % dan
lapisan II sebesar 14,285% Pada
lapisan II kadar airnya lebih kecil daripada lapisan I. Perbedaan kadar air
pada tiap lapisan tanah ini disebabkan karena adanya perbedaan ketebalan atau
kedalaman tanah. Tanah lapisan II memliki ketebalan yang relatif tipis sehingga
daya serapnya atau daya tampungnya terhadap air tidak maksimal, ketidakmaksimalan
tanah dalam menampung air akibat ketebalannya yang relatif tipis. Hal inilah
yang menyebabkan kadar air tanah pada tanah lapisan II lebih rendah jika
dibandingkan dengan tanah lapisan I. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya kadar air dari setiap lapisan tanah adalah
tekstur tanah, struktur tanah, bahan organik tanah, dan lain-lainnya (Haryati, 2003)
Lapisan I memiliki tekstur liat sehingga daya pegang/serapnya terhadap air
semakin tinggi. Berbeda dengan tanah lapisan II yang bertekstur pasir akibat
pencucian, butir-butirnya lebih besar sehingga luas permukaan per satuan bobot
tanah semakin kecil. Akibatnya, kadar airnya rendah karena kapasitas pegang
airnya juga rendah. Tanah-tanah
bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah
bertekstur halus. Tanah bertekstur kasar mempunyai kemampuan
menyimpan air yang sangat rendah.
Kadar air juga dipengaruhi oleh kandungan bahan organik (Mulyani, M. 1991)
Hal ini sesuai
dengan dengan pedapat (Hakim, 1986) yang menyatakan apabila bertekstur pasir maka kemampuan untuk
mengikat air itu rendah itu disebabkan susunan partikel pasir itu padat
,berbedah halnya dengan tekstur tanah liat yang kandungan kadar airnya tinggi
dikarenakan susunan partikelnya lebih renggang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan perhitungan jumlah
kadar air tanah, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Pada tanah lapisan I kadar airnya sebesar 4,16 %,
sedangkan pada lapisan II kandungan airnya 14,285%
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air
dalam tanah adalah tekstur tanah, kadar bahan organik, senyawa kimia dan
kedalaman solum.
3. Kapasitas lapang adalah
suatu keadaan tanah yang merupakan tanah paling lembab dan mampu untuk menahan
kadar air terbanyak terhadap adanya gaya
tarik bumi atau gaya grafitasi.
5.2. Saran
Sebelum
membuka lahan pertanian sebaiknya terlebih dahulu kita mengetahui kadar air
pada tanah tersebut. Pembuatan irigasi dan drainase yang baik di lahan yang
kurang kadar airnya dapat membantu meningkatkan persentase kadar air sehingga
layak untuk dijadikan lahan pertanian yang subur.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D.,
1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah..
Edisi VI. Erlangga, Jakarta.
Hakim N., M.Y. Nyakpa, A. M. Lubis,
S.G. Nugroho, H.M. Soul, M.A. Diha, Go Bang Hong, H.H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasam
Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur. Ujung Pandang.
Haryati.2003.
Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan
Dan Hasil Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Hardjowigeno.
S, 2003. Ilmu Tanah. Penerbit
Akademika Pressindo, Jakarta.
Mulyani, M. 1991. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta.
Jakarta
Pairunan ,A.K.,
JL.Nanere, Arifin. S.R.Samosir, R.Tangkai Sari, J.R.Lalopouo, B.Ibrahim,
H.Asmadi., 1997. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia Timur, Ujung Pandang.
LAMPIRAN
Perhitungan Kadar Air Tanah pada Lapisan Tanah I dan II
1. Hasil
Perhitungan Kandungan Kadar Air Tanah (%) tanah Lapisan I
Diketahui :
Berat cawan
petridish = 43 gram …… (a)
Berat
cawan petridish+tanah kering udara
= 63
gram ……(b)
Berat cawan petridish+tanah
kering oven = 62,2 gram ……(c)
Berat tanah kering udara = 20
gram …….(b – a)
Berat tanah kering oven = 19,2 gram
…..(c – a)
Berat air yang hilang = 0,8 gram
……(b – c)
Ditanya : kandungan air
tanah = …….%?
Penyel :
Kandungan air tanah = (b – a) – (c – a) x 100%
(c – a)
= 20 – 19,2 x 100%
19,2
= 4,16 %
2. Hasil
Perhitungan Kandungan Kadar Air Tanah (%) tanah Lapisan II
Diketahui :
Berat cawan petridish = 43,8 gram …… (a)
Berat
cawan petridish+tanah kering udara = 63,8
gram ……(b)
Berat cawan petridish+tanah
kering oven = 61,3 gram ……(c)
Berat tanah kering udara = 20 gram …….(b – a)
Berat tanah kering
oven = 17,5
gram …..(c – a)
Berat air yang hilang = 2,5 gram ……(b – c)
Ditanya : kandungan air
tanah = …….%?
Penyel :
Kandungan air tanah = (b
– a) –
(c – a) x 100%
(c – a)
= 20 – 17,5 x 100%
17,5
= 14,285%
3.
Kapasitas Lapang
Diketahui :
Berat
tanah basah = 4,0 gram
Berat tanah kering oven = 31,6 gram
Kadar air kapasitas lapang
=
=
= 0,265 gr/gr
bagus sodara
BalasHapusgac terlalu mencolok
BalasHapus