mouse

Kamis, 28 November 2013

Laporan Praktikum. "kadar Air". Sakti



Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah

PERCOBAAN KADAR AIR

Nama               :  Sakti
Nim                 :  G11112340
Kelompok        :  VI (enam)

LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012



 
BAB I
 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang cukup banyak di dunia ini, ditandai dengan adanya lautan, sungai, danau dan lain-lain sebagainya. Tanah memegang peranan penting dalam melakukan prespitasi air yang masuk ke dalam tanah, selanjutnya sekitar 70% dari air yang diterima di evaporasi dan dikembalikan ke atmosfer berupa air, dan tanah memegang peranan penting dalam refersi dan penyimpanan. Sisanya itulah yang digunakan untuk kebutuhan tranpirasi, evaporasi dan pertumbuhan tanaman.
Kandungan air dalam tanah dapat ditemukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah nisbi, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kandungan air dan karena itu dapat ditafsirkan bermacam-macam. Walaupun penentuan kandungan air tanah didasarkan pada pengukuran gravimetrik, tetapi jumlah air lebih mudah dinyatakan dalam hitungan volumetrik seperti nisbah air.
Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi dalam proses asimilasi. Reaksi kimia dalam tanah hanya berlangsung bila terdapat air. Pelepasan unsur-unsur hara dari mineral primer terutama juga karena pengaruh air, yang kemudian mengangkutnya ke tempat lain (pencucian unsur hara). Sebaliknya kemampuan air menghanyutkan unsur hara dapat pula dimanfaatkan untuk mencuci garam-garam yang berda dalam tanah.
Fungsi lain dalam tanah adalah melapukkan mineral yaitu menyiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman dan sebagai media gerak unsur-unsur hara ke akar. Jadi air merupakan pelarut dan bersama-sama hara yang lain terlarut membentuk larutan tanah, tetapi bila air teralalu banyak maka hara tanah akan tercuci dan membatasi pergerakan udara dalam tanah.
Konsistensi tanah dan kesesuaian tanah untuk diolah sangat dipengaruhi oleh kandungan air tanah. Demikian pula daya dukung tanah sangat dipengaruhi oleh kandungan air dalam tanah. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu melaksanakan pengamatan penetapan Kadar Air tanah untuk mengetahui proses dan berapa jumlah air yang dikandung oleh tanah.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum penetapan kadar air tanah ini adalah untuk mengetahui kadar air tanah pada tanah lapisan I dan lapisan II yang telah di ambil di lapangan, serta faktor – faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan dari praktikum penetapan kadar air tanah ini adalah sebagai bahan informasi mengenai kadar air yang dikandung oleh tanah yang dapat digunakan sebagai lahan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.



BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kadar Air
Kadar air biasanya dinyatakan dalam banyaknya air yang hilang bila massa tanah dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C sampai diperoleh berat tanah kering yang tetap. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan istilah nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak jenuh. Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau isi (Pairunan, dkk. 1997).
Adapula disebut kadar air pada kapasitas lapang yaitu apabila permukaan lapisan air berkisar 1/3 atm, dimana air memasuki tanah dan tebal lapisan air tanah menipis, tegangan pada batas antara air dengan udara meningkat dan akhirnya begitu besar sehingga menghentikan gerakan air kebawah. Air dalam ruang   pori  makro  tidak  ada   lagi,   tetapi  masih  terdapat   dalam   pori  mikro (Foth, 1998).
Titik Layu Permanen adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari. Kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar. Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan antara 1/3 bar sampai dengan 15 bar (Hakim, 1986).

2.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kadar Air tanah
Faktor yang mempengaruhi kadar air adalah : (1) tekstur tanah.       Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. (2) Bahan organik, semakin tinggi kadar bahan organik suatu tanah semakin tinggi pula kadar dan ketersediaan airnya (3) Senyawa kimia, semakin banyak senyawa kimia semakin rendah kadar air tanah, (4) Kedalaman solum, semakin dalam kedalaman solum suatu tanah maka semakin besar kadar airnya, (5) Iklim, faktor iklim meliputi curah hujan suhu dan air (6) Tanaman, faktor tanaman dapat meliputi kedalaman perakaran toleransi terhadap kekeringan serta tingkat dan stadium pertumbuhan yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman. (7) Struktur tanah, apabila struktur tanahnya berbentuk remah, granuler maka kemampuan menahan airnya lebih besar karena struktur tanah tersebut tidak mudah rusak sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup apabila terjadi hujan (Hakim, 1986).
Faktor-faktor yang mempemgaruhi kadar air yaitu evaporasi, tekstur tanah serta bahan organik. Tanah yang berlempung misalnya mempunyai kandungan air yang labih banyak dibandingkan tanah berpasir. Gerakan air dalam tanah akan mempengaruhi keberadaan air disuatu tempat, gerak kapiler pada tanah basah akan lebih cepat daripada gerakan keatas maupun kesamping (Mulyani, 1991).

2.3. Kapasitas Lapang
            Kapasitas lapang adalah suatu keadaan tanah yang merupakan tanah paling lembab dan mampu untuk menahan kadar air terbanyak terhadap adanya gaya tarik bumi atau gaya grafitasi.kapasitas lapang sangat berhubungan dengan lingkungan dan kondisi tanah yang mampu untuk menahan air didalamnya. Misalnya di suatu daerah memiliki kondisi tanah yang bagus dengan kapasitas lapang terbaik maka di dalam tanah tersebut mungkin saja terdapat akar-akaran dari pohon sehingga membantu penyerapan air tanah dan menyimpannya lebih lama di dalam tanah. Akan tetapi dengan berkurangnya jumlah pepohonan menjadikan ekosistem di dalam tanah menjadi semakin buruk dan air tanahpun akan cepat sekali menguap, sehingga tak heran kalau suatu saat nanti akan menimbulkan bencana banjir (Mulyani, M. 1991)
            Menurut (Hardjowigeno, 2007) bahwa air terdapat di daalam tanah karena di tahan/disserap oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. air dapat mersap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:
a. Air higroskopis, yang terserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman (adhesi antara tanah dan air)
b. Air kapiler, yang terdapat dalam tanah dimana kohesi dan daya adhesi lebih kuat dari gravitasi. dapat bergerak kesamping atau keatas karena gaya-gaya kapiler. sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia bagi tanaman.

BAB III
 METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum penetapan kadar air tanah dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 13 November  2012  pukul 13.00-selesai WITA di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
3.2. Alat dan Bahan
            Adapun alat yang digunakan dalam praktikum penetapan kadar air tanah ini yaitu cawan petridish, timbangan, oven, dan desikator.
            Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum penetapan kadar air tanah ini yaitu sampel tanah lapisan I dan lapisan II.
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1 Gravimetrik
            Adapun prosedur kerjanya yaitu sebagai berikut :
1.        Timbang cawan Petridis, kemudian tambahkan 20 gram tanah kering udara.
2.        Keringkan di dalam oven suhu 105°C selama 2 x 24 jam.
3.        Keluarkan cawan Petridis dan tanah dari oven, keringkan dalam desikator, kemudian timbang cawan Petridis bersama tanah.
4.        Hitunglah dengan rumus:
·      Berat cawan Petridis = a gram
·      Berat cawan Petridis + tanah kering udara = b gram
·      Berat cawan Petridis + tanah kering oven = c gram
·      Berat tanah kering udara = (b – a)
·      Berat tanah kering oven = (c – a)
·      Berat air yang hilang = (b – c)
     Kandungan air tanah =  x 100%
3.3.2 Kapasitas Lapang
            Adapun prosedur kerjanya yaitu sebagai berikut :
1.        Tentukan tempat/lokasi yang datar dan dekat dengan sumber air.
2.        Bersihkan tempat tersebut dari semak belukar.
3.        Buat bedengan dengan ukuran 1 m x 1 m.
4.        Setelah bedengan dibuat cukup tinggi, padatkan bedengan tersebut untuk mencegah air yang merembes.
5.        Setelah bedengan selesai, siapkan air ± 200 L dan tumpahkan secara bersamaan.
6.        Tutup bedengan dengan menggunakan plastik. Pastikan bahwa seluruh bedengan tertutup.
7.        Tutup permukaan plastik dengan rumput lalu diamkan selama 1 x 24 jam.
8.        Setelah didiamkan selama 1 x 24 jam, buka plastik yang menutupi bedengan kemudian cungkil tanahnya.
9.        Timbang tanah yang telah dicungkil kemudian ovenkan selama 1 x 24 jam.
10.    Setelah diovenkan, timbang tanahnya.
11.    Hitung kadar air kapasitas lapang dengan menggunakan rumus:
Kadar air kapasitas lapang =
12.    Lakukan analisis ukuran partikel untuk mengetahui persen liat pada tanah lalu hitung kadar air pada titik layu permanen dengan menggunakan rumus:
Kadar air TLP =
13.    Hitung air tersedia dengan menggunakan rumus:
Air tersedia = kadar air kapasitas lapang – kadar air TLP



BAB IV
 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Hasil
Berdasarkan pengamatan praktikum kadar air yang telah dilakukan pada tanah lapisan I, dan II maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil pengamatan kadar air tanah pada lapisan I dan II.
Lapisan
Kadar Air
Gravitasi
Kapasitas Lapang
Lapisan 1
4,16 %

Lapisan 2
14,285%

Lapangan

0,265 gr/gr
Sumber : Data primer setelah diolah, 2012.
4.2.      Pembahasan
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa persen kadar air pada lapisan I sebesar 4,16 % dan lapisan II sebesar 14,285% Pada lapisan II kadar airnya lebih kecil daripada lapisan I. Perbedaan kadar air pada tiap lapisan tanah ini disebabkan karena adanya perbedaan ketebalan atau kedalaman tanah. Tanah lapisan II memliki ketebalan yang relatif tipis sehingga daya serapnya atau daya tampungnya terhadap air tidak maksimal, ketidakmaksimalan tanah dalam menampung air akibat ketebalannya yang relatif tipis. Hal inilah yang menyebabkan kadar air tanah pada tanah lapisan II lebih rendah jika dibandingkan dengan tanah lapisan I.  Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kadar air dari setiap lapisan tanah adalah tekstur tanah, struktur tanah, bahan organik tanah, dan lain-lainnya (Haryati, 2003)
Lapisan I memiliki tekstur liat sehingga daya pegang/serapnya terhadap air semakin tinggi. Berbeda dengan tanah lapisan II yang bertekstur pasir akibat pencucian, butir-butirnya lebih besar sehingga luas permukaan per satuan bobot tanah semakin kecil. Akibatnya, kadar airnya rendah karena kapasitas pegang airnya juga rendah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Tanah bertekstur kasar mempunyai kemampuan menyimpan air yang sangat rendah. Kadar air juga dipengaruhi oleh kandungan bahan organik (Mulyani, M. 1991)
Hal ini sesuai dengan dengan pedapat (Hakim, 1986) yang menyatakan apabila bertekstur pasir maka kemampuan untuk mengikat air itu rendah itu disebabkan susunan partikel pasir itu padat ,berbedah halnya dengan tekstur tanah liat yang kandungan kadar airnya tinggi dikarenakan susunan partikelnya lebih renggang.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan perhitungan jumlah kadar air tanah, maka dapat ditarik kesimpulan :
1.      Pada tanah lapisan I kadar airnya sebesar 4,16 %, sedangkan pada lapisan II kandungan airnya 14,285%
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air dalam tanah adalah tekstur tanah, kadar bahan organik, senyawa kimia dan kedalaman solum.
3.      Kapasitas lapang adalah suatu keadaan tanah yang merupakan tanah paling lembab dan mampu untuk menahan kadar air terbanyak terhadap adanya gaya tarik bumi atau gaya grafitasi.
5.2. Saran
Sebelum membuka lahan pertanian sebaiknya terlebih dahulu kita mengetahui kadar air pada tanah tersebut. Pembuatan irigasi dan drainase yang baik di lahan yang kurang kadar airnya dapat membantu meningkatkan persentase kadar air sehingga layak untuk dijadikan lahan pertanian yang subur.


DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D., 1998.  Dasar-Dasar Ilmu Tanah..  Edisi VI.  Erlangga, Jakarta.
Hakim N., M.Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S.G. Nugroho, H.M. Soul, M.A. Diha, Go Bang Hong, H.H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasam Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur. Ujung Pandang.
Haryati.2003. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hardjowigeno. S, 2003. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo, Jakarta.
Mulyani, M. 1991. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta
Pairunan ,A.K., JL.Nanere, Arifin. S.R.Samosir, R.Tangkai Sari, J.R.Lalopouo, B.Ibrahim, H.Asmadi.,  1997.  Dasar-Dasar Ilmu Tanah.  Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Ujung Pandang.





LAMPIRAN
Perhitungan Kadar Air Tanah pada Lapisan Tanah I dan II
1.    Hasil Perhitungan Kandungan Kadar Air Tanah (%) tanah Lapisan I
Diketahui :
Berat cawan petridish                                  =  43 gram …… (a)
Berat cawan petridish+tanah kering udara  =  63 gram ……(b)
Berat cawan petridish+tanah kering oven   =  62,2  gram ……(c)
Berat tanah kering udara                              =  20 gram …….(b – a)
Berat tanah kering oven                               =  19,2 gram …..(c – a)
Berat air yang hilang                                    =  0,8 gram ……(b – c)
Ditanya : kandungan air tanah                     = …….%?
Penyel :
Kandungan air tanah =    (b – a) – (c – a)  x 100%
                                     (c – a)                                                                
                           =    20 19,2    x 100%
                                     19,2
                           =   4,16 %
2.    Hasil Perhitungan Kandungan Kadar Air Tanah (%) tanah Lapisan II
Diketahui :
Berat cawan petridish                                 =  43,8 gram …… (a)
Berat cawan petridish+tanah kering udara =  63,8 gram ……(b)
Berat cawan petridish+tanah kering oven  =  61,3  gram ……(c)
Berat tanah kering udara                             =  20 gram …….(b – a)
Berat tanah kering oven                              =  17,5 gram …..(c – a)
Berat air yang hilang                                   =  2,5  gram ……(b – c)
Ditanya : kandungan air tanah                    = …….%?
Penyel :
Kandungan air tanah          =    (b – a) – (c – a)  x 100%
                                              (c – a)                                                          
                                     =    2017,5    x 100%
                                                17,5

 = 14,285%
                                               
3.    Kapasitas Lapang
Diketahui :
Berat tanah basah               = 4,0 gram
Berat tanah kering oven     = 31,6 gram
Kadar air kapasitas lapang =
                                           =
                                           = 0,265 gr/gr








2 komentar: